Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Bedong bayi adalah tradisi yang telah lama dipercaya membantu bayi merasa nyaman dan hangat, terutama di minggu-minggu pertama kehidupan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa bedong yang tidak dilakukan dengan benar dapat meningkatkan risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau kematian mendadak pada bayi. Apa itu SIDS? Mengapa bedong bayi dapat memengaruhinya, dan bagaimana cara memastikan si kecil tetap aman saat dibedong? Berikut pembahasan dari Bunda dan si Kecil!
Apa Itu Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)?
SIDS adalah kematian mendadak dan tidak terduga pada bayi sehat, biasanya saat mereka tidur. Penyebab pasti SIDS belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor risiko yang sering disebutkan meliputi:
Kenapa Bedong Bayi Dapat Meningkatkan Risiko SIDS?
Jika dilakukan secara tidak tepat, bedong bayi bisa menjadi faktor risiko SIDS. Berikut alasan utamanya:
1. Bayi Tidur Tengkurap atau Miring Saat Dibedong
Posisi tidur tengkurap atau miring dapat membuat bayi sulit bernapas. Dalam posisi ini, bayi mungkin menghirup kembali karbon dioksida yang mereka hembuskan, sehingga kadar oksigen dalam tubuhnya menurun.
2. Bayi Mulai Bisa Membalikkan Badan Sendiri
Ketika bayi mulai belajar berguling (biasanya usia 4–6 bulan), bedong yang terlalu ketat bisa menghambat pergerakan mereka. Ini berbahaya jika bayi berguling ke posisi tengkurap dan tidak bisa kembali ke posisi telentang.
3. Overheating Akibat Bedong yang Terlalu Ketat atau Tebal
Bedong yang menggunakan kain tebal atau dilakukan terlalu ketat dapat meningkatkan suhu tubuh bayi. Kepanasan saat tidur adalah salah satu faktor risiko SIDS yang perlu diwaspadai.
Foto : Internet
Panduan Aman untuk Membedong Bayi
Bunda masih bisa membedong bayi dengan aman asalkan memperhatikan cara yang benar. Berikut panduannya:
1. Pilih Kain Bedong yang Ringan
Gunakan kain seperti katun muslin yang ringan dan bernapas. Hindari kain yang tebal, seperti selimut fleece, yang dapat membuat bayi terlalu panas.
2. Jangan Bedong Terlalu Ketat
Pastikan ada cukup ruang bagi si kecil untuk menggerakkan kaki dan tangannya. Pergerakan ini penting untuk mencegah risiko displasia panggul.
3. Selalu Letakkan Bayi dalam Posisi Telentang
Posisi tidur telentang adalah posisi yang paling aman bagi bayi, baik dibedong maupun tidak. Pastikan kain bedong tidak menutupi wajah atau kepala bayi.
Foto : Internet
4. Hentikan Bedong Saat Bayi Mulai Berguling
Ketika bayi menunjukkan tanda-tanda bisa membalikkan badan (biasanya di usia 4 bulan), hentikan penggunaan bedong. Sebagai alternatif, gunakan kantung tidur bayi (sleeping sack) yang lebih aman.
5. Jaga Suhu Ruangan
Suhu ideal untuk bayi adalah 20–22°C. Hindari memakaikan pakaian yang terlalu tebal saat bayi dibedong.
Tips Tambahan untuk Mengurangi Risiko SIDS
1. Gunakan Tempat Tidur yang Aman
2. Hindari Produk yang Tidak Direkomendasikan
Produk seperti wedge atau bantal miring yang diklaim dapat mencegah SIDS sebaiknya dihindari, karena belum terbukti aman secara ilmiah.
3. Berikan ASI Jika Memungkinkan
Menyusui bayi dapat menurunkan risiko SIDS hingga 50%.
Foto : Internet
4. Pastikan Ventilasi Udara yang Baik
Gunakan kipas angin di ruangan untuk meningkatkan sirkulasi udara saat bayi tidur.
5. Awasi Bayi Selama Tidur
Gunakan baby monitor untuk memantau bayi, terutama jika mereka masih dibedong.
Kapan Harus Menghentikan Bedong?
Bedong bayi sebaiknya dihentikan ketika:
Kesimpulan
Bedong bayi adalah tradisi yang dapat memberikan kenyamanan bagi si kecil jika dilakukan dengan benar. Namun, penting bagi Bunda untuk memahami potensi risiko, terutama yang berhubungan dengan SIDS. Dengan memastikan posisi tidur yang aman, menggunakan kain bedong yang tepat, dan menghentikan bedong di waktu yang tepat, Bunda dapat melindungi si kecil dari risiko yang tidak diinginkan.
Ingat, setiap bayi itu unik. Selalu perhatikan kebutuhan dan kenyamanan si kecil, serta konsultasikan dengan dokter anak jika ada kekhawatiran mengenai pola tidur atau keamanan bayi.