Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Banyak bunda bertanya-tanya, bolehkah anak makan makanan pedas? Terutama ketika anak mulai menunjukkan rasa penasaran terhadap makanan yang disantap orang dewasa, seperti sambal, rendang, atau makanan pedas lainnya yang biasa ada di meja makan keluarga.
Jawabannya: boleh, namun dengan syarat harus diperkenalkan secara bertahap, sesuai dengan usia dan tingkat kesiapan pencernaan anak. Rasa pedas adalah salah satu bagian dari spektrum rasa yang dapat memperkaya pengalaman makan anak dan membantu mereka lebih terbuka terhadap variasi makanan di kemudian hari.
Mengenalkan rasa pedas bukan sekadar memperkenalkan sensasi “panas” di lidah, tetapi juga memberikan stimulasi terhadap senyawa alami seperti capsaicin dalam cabai dan kandungan bioaktif lainnya yang ditemukan dalam rempah-rempah. Simak untuk penjelasan lengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Mengapa Anak Perlu Mengenal Berbagai Rasa?
Pengenalan berbagai rasa sejak dini, termasuk rasa pedas, memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah membangun preferensi makan yang lebih luas dan menghindari kecenderungan menjadi picky eater. Anak-anak yang terbiasa mencoba rasa-rasa baru cenderung lebih mudah menerima makanan bergizi dibandingkan anak yang hanya mau makanan manis atau hambar.
Selain itu, membiasakan anak pada aneka rasa juga meningkatkan kesadaran sensorik dan mengasah kemampuan mereka dalam mengenali komposisi makanan. Rasa pedas yang dikenalkan dengan tepat bahkan bisa membantu meningkatkan nafsu makan dan memperkaya citarasa menu rumahan.
Foto: Internet
Tahapan Aman Mengenalkan Rasa Pedas pada Anak
Usia 6–8 Bulan
Pada usia ini, sistem pencernaan bayi masih berkembang dan cukup sensitif terhadap rasa ekstrem. Namun, pengenalan rempah ringan tanpa sensasi panas seperti kayu manis, jahe, pala, atau paprika manis boleh dicoba dalam jumlah sangat kecil.
Rempah-rempah ini akan membantu memperkenalkan aroma dan rasa yang lebih kompleks dibandingkan makanan polos, serta memberikan pengalaman makan yang menyenangkan dan menstimulasi sensor rasa bayi.
Foto: Internet
Usia 12–18 Bulan
Di rentang usia ini, anak mulai bisa dikenalkan pada rasa pedas yang sangat ringan, misalnya dari cabai merah besar yang tidak terlalu pedas dan dimasak bersama sayuran atau lauk. Gunakan dalam jumlah minimal hanya untuk menambahkan sedikit rasa, bukan untuk memberikan sensasi pedas berlebih.
Pantau reaksi anak terhadap makanan yang sedikit berbumbu dan perhatikan apakah ada tanda-tanda ketidaknyamanan setelah makan.
Foto: Internet
Usia di Atas 2 Tahun
Saat anak sudah berusia dua tahun ke atas, Bunda bisa mulai mengenalkan rasa pedas ringan hingga sedang dalam masakan keluarga, tentunya tetap disesuaikan dengan toleransi anak.
Hindari memberikan makanan yang terlalu pedas atau menggunakan saus sambal botolan karena kadar sodium dan bahan tambahan di dalamnya sangat tinggi. Pilih bahan alami untuk menciptakan rasa pedas yang sehat dan ramah di perut anak.
Pilih Pedas dari Bahan Alami, Bukan Produk Olahan
Pedas dari makanan alami seperti cabai, rempah-rempah, dan paprika lebih aman karena tidak mengandung zat aditif, pemanis tambahan, atau pengawet. Sebaliknya, sambal botolan dan makanan cepat saji dengan rasa pedas umumnya tinggi garam dan bisa memicu gangguan pada saluran pencernaan anak.
Anak-anak lebih baik dikenalkan pada makanan yang diolah sendiri di rumah dengan bahan segar. Hal ini sekaligus menjadi momen edukatif untuk mengenalkan makanan sehat kepada anak sejak dini.
Manfaat Mengenalkan Rasa Pedas dengan Cara yang Benar
Jika dilakukan secara bertahap dan sesuai usia, pengenalan rasa pedas dapat memberikan manfaat seperti:
Meningkatkan toleransi rasa – Anak menjadi lebih fleksibel terhadap rasa dan tidak mudah menolak makanan baru.
Meningkatkan nafsu makan – Rasa dari rempah bisa membuat makanan terasa lebih menggugah selera.
Menstimulasi metabolisme dan pencernaan – Dalam kadar yang aman, capsaicin dan senyawa alami lainnya dapat membantu kerja pencernaan.
Mengurangi ketergantungan pada makanan cepat saji – Anak akan lebih terbiasa dengan makanan rumahan yang kaya rasa dan sehat.
Tips Aman Mengenalkan Rasa Pedas pada Anak
• Gunakan rempah ringan terlebih dahulu. Awali dari rasa gurih dan sedikit hangat seperti lada putih, kayu manis, atau jahe.
• Hindari cabai rawit atau sambal instan. Fokus pada sumber rasa alami yang lebih ramah untuk sistem pencernaan anak.
• Pantau reaksi tubuh anak. Jika anak menunjukkan gejala seperti diare, ruam, atau rewel setelah makan, sebaiknya hentikan dan konsultasikan ke dokter.
• Sediakan makanan penetral rasa. Seperti nasi putih, susu, atau yogurt, jika anak merasa tidak nyaman dengan rasa pedas.
• Berikan dalam porsi kecil. Biarkan anak mengenali rasa secara bertahap dan tidak perlu dipaksakan jika belum siap.
Foto: Internet
Mengenalkan Rasa Pedas Sebagai Bagian dari Edukasi Makanan
Mengenalkan rasa pedas bisa menjadi bagian dari edukasi pola makan sehat. Libatkan anak saat memasak dan biarkan mereka mencicipi bahan-bahan alami. Dengan begitu, anak belajar menghargai proses pembuatan makanan dan mengenal bahan alami dari sumbernya.
Perlu diingat, mengenalkan rasa pedas bukan berarti memberikan makanan pedas dalam jumlah banyak. Intinya adalah mengenalkan secara perlahan agar anak terbiasa dan bisa menerima ragam rasa tanpa trauma atau ketidaknyamanan.
Foto: Internet
Kesimpulan
Mengenalkan rasa pedas pada anak bukan hal yang dilarang, asalkan dilakukan secara bertahap dan sesuai usia. Bunda bisa mulai dari rempah ringan saat MPASI, lalu perlahan meningkatkan intensitas rasa pedas ketika anak sudah lebih besar dan sistem pencernaannya siap. Pastikan selalu menggunakan bahan alami, hindari produk instan, dan perhatikan reaksi anak terhadap setiap makanan baru. Dengan pendekatan yang tepat, rasa pedas bisa menjadi bagian dari pengalaman makan yang menyenangkan dan memperkaya pola makan sehat anak.